Apa itu Customer Perceived Value?

Customer Perceived Value adalah nilai dari produk atau jasa yang ada dalam benak customer. Customer Perceived Value dari seseorang menentukan harga yang dapat diterima oleh seseorang untuk membeli sebuah barang atau jasa.

Pada umumnya, customer tidak mengetahui cost produksi sebenarnya dari sebuah barang / jasa yang mereka beli. Mereka hanya mempunyai internal feeling mengenai seberapa besar nilai sebuah barang / jasa bagi mereka. Oleh karena itu, untuk dapat menjual dengan harga yang lebih tinggi untuk barang / jasa yang ditawarkan, produsen melakukan strategi marketing untuk menciptakan customer perceived value yang lebih tinggi terhadap produk / jasa mereka.

Customer akan membeli sebuah produk / jasa yang ditawarkan jika harga yang harus dikeluarkan lebih kecil daripada perceived value dalam benak mereka. Customer akan menjadi loyal customer jika mereka menganggap value yang di deliver lebih daripada perceived value dalam benak mereka. Delivering value ini menjadi moto kebanyakan marketer.

Beberapa contoh Customer Perceived Value

Parfum sering diasosiasikan dengan glamorous celebrity untuk menciptakan perception of luxury. Hal ini dapat dicapai dengan advertising campaign untuk menciptakan strong image untuk parfum tersebut. Customer biasanya tidak mengetahui bahwa cost produksi parfum relatif rendah. Walaupun cost produksi parfum hanya beberapa rupiah, namun perceived value dari parfum tersebut bisa jauh lebih besar daripada cost produksinya.

Dalam memilih untuk membeli sebuah mobil, reaksi dari teman dan keluarga juga sangat mempengaruhi perceived value pada saat menentukan merek mobil yang dipilih. Tentunya BMW mempunyai perceived value yang lebih tinggi daripada Avanza karena expected reaction yang berbeda dari orang-orang di sekeliling customer tersebut.

Contoh lain adalah produk dari Apple: iphone, ipad, imac. Apple menciptakan luxury gadgets dengan menciptakan brand image yang kuat terhadap produk-produk mereka. Setiap peluncuran produk baru, selalu dimulai dengan bagaimana produk mereka dapat memenuhi kebutuhan customer dan menunjukkan seberapa luxury produk tersebut. Tahukah Anda, cost produksi Apple iPhone 6s hanya $236, tapi orang-orang mau membayar $749 untuk sebuah iPhone (sumber: CNBC)?

Anda lihat pentingnya meningkatkan perceived value dari sebuah produk / jasa?

Leave a Reply